Teknologi Kesehatan



1. CT SCANNER 

CT Scan ( Computed Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
CT-Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal utk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot dan tulang, tenggorokan,
 rongga perut.

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu :
a.Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b.Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c.Brain contusion.
d.Brain atrofi.
e.Hydrocephalus.
f.Inflamasi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDpC9DHirwnzLL3wPhLvAntZG5hGAGfDym6cCKsLgC6tBxPi2Zf89XoasXSYveM_9x4iqtk-81gGyrUMD2QA6P6cvgjromDIfJmsubj7bXNyO6o_0-_DasrhBuGcxSrCxv9EoWi9KVFbQ/s1600/CT+Scan.jpg
Gambar 1. CT scan

PRINSIP DASAR

Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap) sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra
yang dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.

CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara perlahan – lahan
dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan( waktu ini termasuk waktu check-in nya).

Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit . Sebelum dilakukan scanning pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentu selama 4 jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur, adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu material cairan kontras yang mana digunakan untuk melakukan proses scanning khususnya untuk daerah perut.


PRINSIP KERJA 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8S_9ZxUVwFIZOVJhFIJQBquTmSmOuKCxrAwGBTtMwR4XwZF1-J99P7MRqncgjU6Y6sBTrC3oksosozMIC50z2a0tgLVgf6cxFZXyrkRtjp8i_b3Qo383CzW_gOID0rbknVAJkJLzD_g/s1600/KPIP+PRINSIP+KERJA.png
Gambar 3. Bagan Prinsip Kerja CT Scanner

Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang berkas sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh dan diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-x yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di proyeksikan dalam berbagai posisi, besar tegangan listrik yang diterima diubah menjadi besaran digital oleh analog to digital Converter (A/D C) yang kemudian dicatat oleh komputer. Selanjutnya diolah dengan menggunakan Image Processor dan akhirnya dibentuk gambar yang ditampilkan ke layar monitor TV. Gambar yang dihasilkan dapat dibuat ke dalam film dengan Multi Imager atau Laser Imager.

Berkas radiasi yang melalui suatu materi akan mengalami pengurangan intensitas secara eksponensial terhadap tebal bahan yang dilaluinya. Pengurangan intensitas yang terjadi disebabkan oleh proses interaksi radiasi-radiasi dalam bentuk hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT scan, untuk menghasilkan citra obyek, berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai rekonstruksi.


• Pemrosesan data
Suatu sinar sempit (narrow beam) yang dihasilkan oleh X-ray didadapatkan dari perubahan posisi dari tabung X-ray, hal ini juga dipengaruhi oleh collimator dan detektor. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMBNKQPws1A6sGHtyJDtphOaFA0KtP6-i8_OmsHTmp8AZ7HKZocvnGTFMHcj5ym-JnIqn5d97kFqoNJviLRM3_3rsKBtJlV7Q83-W7woor0qSXQAurDOJX8V8aOqcv7B1WQKz_EpezxQ/s400/KPIP+PRoses+data.png

Gambar 4. Collimator dan Detektor

Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi menjadi arus listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk sinyal melaui proses berikut :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUb4pGZJOJO7kpjMG-b9D9Jd4BahjBIImE32AK0WCT7_Ju2WDLIbjtAW-quQrqfuqDuQVOXCTWSdFOzB-RGmgPCyt7AJBgVJCGHU-LA0nm_fTjjKwgkU3sT5_rIHAQsAAfYsKShOykyw/s400/KPIP+PRoses+data1.png

Gambar 5. Proses pembentukan citra

Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi dikonversi ke bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital ini dapat diolah oleh komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya.

Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke film. Berikut contoh citra yang diperoleh dalam proses scanning menggunakan CT Scanner :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPB4GgWOH1RW_B0zkHOnm0XxD2p_zhdTabEyV7xvKnBxP3OPo1tnQUS-EFX2lSd__U2BzSXF-cEbRSuAWy9gBSE4Gp9ktzM9wIJhnDVPZJaEdj51Jx7c_YQpRJdlMvcd9IvB4zHZcXKw/s1600/KPIP+PRoses+data2.png

Gambar 6.Hasil whole body scanning

APLIKASI CT SCAN
CT Scanner memiliki kemampuan yang unik untuk memperhatikan suatu kombinasi dari jaringan, pembuluh darah dan tulang secara bersamaan. CT Scanner dapat digunakan untuk mendiagnose permasalahan berbeda seperti :

• Adanya gumpalan darah di dalam paru-paru (pulmonary emboli)
• Pendarahan di dalam otak ( cerebral vascular accident)
• Batu ginjal
• Inflamed appendix
• Kanker otak, hati, pankreas, tulang, dll.
• Tulang yang retak



2. USG(Ultrasonography)
Pengertian
USG itu adalah kepanjangan dari Ultrasonography yang artinya adalah alat yang prinsip dasarnya menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang tidak dapat didengar oleh telinga kita. Dengan alat USG ini sekarang pemeriksaan organ-organ tubuh dapat dilakukan dengan aman (tidak ada Efek radiasi). Jadi kesimpulannya apabila pemeriksaan kehamilan seminggu sekali menggunakan alat USG ini sama sekali tidak ada efeknya negatifnya kepada bayi yang dikandung.
Manfaat
Ultransonografi atau USG memiliki banyak manfaat. Alat yang menggunakan gelombang suara ini digunakan dalam dunia kedokteran kandungan sejak 1961. Tidak ada efek samping berarti dari USG asal tidak digunakan terus menerus selama berjam-jam. Beberapa hal yang bisa diketahui dari penggunaan USG antara lain adalah :
1.Konfirmasi kehamilan : Di usia kehamilan lima setengah minggu, embrio dapat dilihat
lewat USG. Di usia 7 minggu, detak jantung janin dapat diketahui
2.Usia kehamilan : ukuran tubuh fetus biasanya digunakan untukj mengukur usia
kehamilan. Ukuran ini bisa diketahui lewat pemantauan dengan USG > Tanggal
persalinan pun dapat diperkirakan dengan mudah.
3.Pertumbuhan dan perkembangan janin
4.Ancaman keguguran : jika terjadi pendarahan vagina awal, USG dapat menilai
kesehatan dari tetus. Detak jantung janin jelas berarti prospek yang baik untuk
melanjutkan kehamilan
5.Plasenta bermasalah : USG dapat menilai kondisi plasenta dan menilai adanya masalah
seperti plasenta previa (plasenta menutup jalan lahir)
6.Hamil ganda/kembar : jumlah fetus dapat dipastikan lewat USG. Karena itu, bila ada bayi kembar, orangtua dapat mengetahuinya sejak awal.
7.Ukuran cairan ketuban : lewat USG, cairan ketuban bisa diukur. Jumlah cairan ketuban yang berlebih maupun kurang dapat mempengaruhi kondisi janin. Mengecek lewat USG sangat bermanfaat untuk keperluan ini.
8.Kelainan posisi janin : kelainan posisi atau letak janin seperti sungsang dan melintang juga bisa dipantau lewat alat canggih ini
9.Jenis kelamin bayi : bagi banyak orang, hal ini merupakan abgian terpenting dalam proses kontrol kehamilan.
* Pada kehamilan trimester I:
– Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi.
– Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan atau cacat
bawaan.
– Meyakinkan adanya kehamilan.
– Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda,
misalnya kehamilan ektopik.
– Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya IUD.
– Menentukan lokasi janin, di dalam kandungan atau di luar rahim.
– Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin.
– Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar.
– Mendeteksi berbagai hal yang mengganggu kehamilan, misalnya adanya kista,
mioma,
*Pada kehamilan trimester II & III:
– Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan rahim terlalu cepat
disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion atau bukan.
– Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan menyebabkan
terhambatnya perkembangan janin.
– Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran prematur. Jadi,
lebih ke arah pertumbuhan janinnya normal atau tidak.
– Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, gerak nafas, banyaknya
cairan amnion, dsb.
– Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar sebelum persalinan.
– Untuk melihat adanya tumor di panggul atau tidak.
– Untuk menilai kesejahteraan janin (bagaimana aliran darah ke otaknya, dsb).
Dengan demikian, jika hasilnya menunjukkan hasil yang tidak normal, maka kita dapat bertindak lebih cepat untuk menyelamatkan janin. Karena gangguan aliran darah pada janin dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat dan pada keadaan yang sudah berat dapat mengakibatkan kematian.
C. Dampak Penggunaan Mesin USG
Sejumlah wanita berpendapat, pemeriksaan USG yang terlampau sering dapat menyebabkan kerusakan janin dalam kandungan. Akhirnya, ketika menjalani kehamilan, mereka hanya bersedia sekali atau dua kali menjalani pemeriksaan USG.
Sebenarnya, anggapan tersebut keliru. Menurut sejumlah studi eksperimental pada manusia dan hewan yang dilakukan di manca negara, tak pernah ditemukan efek negatif akibat penggunaan USG. Sementara, dalam situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), disebutkan bahwa USG baru berakibat negatif jika telah dilakukan sebanyak 400 kali.
USG memang tak berbahaya buat janin. Sebab, USG tak mengeluarkan radiasi gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si jabang bayi. Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar rontgen.
Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang tak berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Pada kepentingan tertentu, misalnya kehamilan resiko tinggi, seharusnya sang ibu semakin sering menjalani pemeriksaan USG. Tujuannya, agar cepat terdeteksi jika ada perkembangan yang tak dikehendaki.
Misalnya, pada kasus bayi kembar, jika tanpa USG, Bagaimana kita tahu, kalau bayi yang satu dapat makan, sementara yang satu lagi tidak. Memang tidak bisa dideteksi, kecuali kita punya kemampuan supranatural.

3.  Infusion Pump
Infusion pump adalah suatu alat untuk mengatur jumlah cairan / obat yang masukkan kedalam sirkulasi darah pasien secara langsung melalui vena. Nama lain Inffusion Pump adalah alat infuse
 Komponen Alat
– Alarm control
– Pump sistem
– Sensor tetesan
– Kontrol gelembung udara
– Pengatur jumlah tetesan
– Display system
 Sistem kerja
  • Buzzer drive / Buzzer volume variable circuit akan berbunyi dan digunakan sebagai sumber alarm. Motor drive circuit, yang digunakan pada unit ini adalah motor stepper untuk motor penggerak, rasio dari motor tersebut adalah: PK244-01 4V : 2 phasa, 1,8˚ / step. Tegangan pada motor akan senantiasa dipilih pada masing-masing kecepatan digunakan untuk menstabilkan output putaran. Proses kenaikan tegangan motor dilakukan oleh tipe switching regulator untuk mengurangi kerugian tegangan yang hilang. Spesifikasi tegangan dapat dipilih yaitu sebanyak 32 step.
  • Nurse call I/O circuit, nurse call relay dikontrol oleh sinyal nurse call relay dari CPU atau signal run out of control stop.
  • Air in-line detection circuit, untuk mendeteksi keberadaan gelembung pada pipa atau selang pada infus pump, untuk mendeteksi the air in-line maka diigunakan ultrasonic sensor.
  • Delivery detection circuit, digunakan untuk mendeteksi berapa besar tetesan yang sudah dikeluarkan atau diberikan. Tetesan pada drip chamber dideteksi dengan infra red emitting element yang terletak pada drop sensor probe.
  • Occlusion detection circuit, rangkaian ini berguna untuk mendeteksi terjadinya penyumbatan saat terjadi tekanan internal pada selang keluaran, dimana pendeteksian secara mekank diatur pada bagian terendah dari fingger unit. Oclusion plunger yang menggunakan magnet akan mendeteksi posisi yang berubah dikarenakan oleh bergeraknya tabung / selang.
  • Door detection circuit, mendeteksi keadaan door, dimana akan terdeteksi oleh magnet yang dipasang pada pintu dan semua bagian element dihubungkan pada display circuit.
  • Fail safe circuit, berguna untuk mengetahui keadaan bekerjanya control circuit dan display circuit board CPU yang akan digunakan untuk berkomunikasi dengan bagian lain pada saat status operasi dengan CPU.
Skema kerja infus pump

Hal yang perlu diperhatikan
– Tegangan
– Jumlah tetesan / menit
– Display
– Control system
– Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal
– Lakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali

Protap Pengoperasian Infusion Pump

  1. Tempatkan alat pada ruang tindakan
  2. Lepaskan penutup debu
  3. Pasang cairan infus dan hubungkan ke alat
  4. Pasang Infusion set
  5. Hubungkan alat dengan datu daya
  6. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON
  7. Cek fungsi alarm
  8. Lakukan pemanasan secukupnya
  9. Perhatikan protap pelayanan
  10. Beritahukan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
  11. Alirkan cairan infus ke infusion set sampai tak ada gelembung udara
  12. Tentukan jumlah tetesan permenit
  13. Set alarm pada posisi ON
  14. Lakukan tindakan
  15. Setelah tindakan selesai, matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF
  16. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
  17. Lepaskan infusion bag dan lepaskan slang-slang infus. Pastikan bahwa infusion pump dalam kondisi baik dan dapat ddifungsikan pada pemakaian berikut
  18. Pasang penutup debu
  19. Simpan infusion pump di tempatnya
  20. Catat beban kerja – dalam jumlah pasien

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

SISTEM INFORMASI KESEHATAN